QONAAH

    

وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ
          Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.(Surat Ad Dhuha ayat 8)

Tafsir Quran Surat Ad-Dhuha Ayat 8 : Bukankah tuhanmu mendapatimu sebagai anak yatim yang bapakmu wafat saat kamu masih dalam Rahim ibumu lalu tuhanmu menjaga dan melindungimu?
Tuhanmu mendapatimu tidak mengetahui apa itu al-qur’an dan apa itu iman, lalu dia mengajarimu apa yang kamu tidak ketahui dan membingbingmu kepada amal terbaik.
Tuhanmu juga mendapatimu miskin, lalu Dia menggiring rizkiNYA kepadamu,membuatmu merasa berkecukupan dengan qana’ah dan kesabaran.

Qanaah sendiri memiliki arti merasa cukup serta rela menerima apa yang diberikan oleh Allah SWT.Lawan qonaah adalah sifat tamak / serakah.
Seseorang yang telah meyakini sifat qanaah dalam hidupnya akan selalu dipenuhi oleh rasa syukur di dalam hatinya.

Sifat qana’ah adalah salah satu ciri yang menunjukkan kesempurnaan iman, karena sifat ini menunjukkan keridhaan orang yang memilikinya terhadap segala ketentuan dan takdir Allah, termasuk dalam hal pembagian rizki.

 Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah berikan kepadanya”

Memiliki sifat qana’ah bukan berarti mengharuskan seseorang untuk menjadi pasrah dan apatis. Pasrah dan apatis bukanlah sifat yang baik. Sikap pasrah dan apatis adalah sikap putus asa terhadap rahmat Allah. 

Orang yang qonaah bukan berarti tanpa ikhtiar, namun sebaliknya sebagai suatu sikap kemandirian (iffah) tidak bergantung kepada orang lain, pantang meminta-minta, selalu merasa cukup dengan apa yang didapatkannya, jiwanya selalu tenang, sikapnya zuhud tidak begitu gandrung dunia, tinggi tobat dan penyesalannya.

Orang hidup Qana’ah bisa saja memiliki harta yang sangat banyak, namun tidak untuk menumpuk kekayaan. Dunia dan kekayaan yang dimilikinya, dibatasi oleh rambu-rambu Allah SWT, apapun yang dimilikinya, tidak pernah melalaikannya kepada sang pemberi kehidupan. 

Qana’ah itu dimaknai sebagai suatu sikap merasa cukup dan ridha atas karunia dan rizki yang diberikan Allah SWT.

Sabda Nabi Saw : “Wahai Abu Hurairah, jadilah orang yang wara’ niscaya dirimu akan menjadi hamba yang paling taat. Jadilah orang yang qana’ah, niscaya dirimu akan menjadi hamba yang paling bersyukur

Orang yang dikarunia sifat qonaah adalah orang yang beruntung dan kaya terkait dengan limpahan kebaikan dan karunia Allah kepadanya walaupun harta yang dimilikinya sedikit.

Orang Qonaah sudah pasti akan selalu bersyukur dengan apa yang didapat dan diusahakannya dan Allah suka kepada orang yang qonaah dengan memberinya rezeki yang lebih dan ilmu yang tiada terbatas. Dalam qonaah tiada berarti sebagai orang yang miskin, namun seorang hartawan dan cerdas dapat disebut Qonaah asal dapat terus bertakwa kepada Allah.

Dengan sifatnya tidak cinta harta akan mengantar dirinya terjaga dari dosa dan mengantarkan dirinya pada kemuliaan. Sebaliknya seseorang yang tamak atau serakah akan mengantar dirinya pada kehinaan.
Karena serakah akan menghilangkan akal dan rasa malu didalam diri sehingga hina dihadapan manusia.



Post a Comment

0 Comments