Angkuh Dan Sombong


  Angkuh dan Sombong

Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya, menunjukkan akan mulianya Nabi Adam ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّۖأَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ

“Allah berfirman: 

“Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” (QS. Shad: 75)

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَاۗإِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗإِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.
Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf: 27)

Orang beriman selalu butuh pada Allah.
Sedangkan sifat orang kafir merasa dirinya-lah sebab segala-galanya.
Orang yang melampaui batas merasa dirinya itu sehat karena dirinya itu sendiri. Biasanya juga ia selalu sombong karena punya banyak harta.
Manusia hanya tercipta dari mani, namun akhirnya ia jadi sombong dan berbuat zalim.

Allah Ta’ala berfirman,

أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ

“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” (QS. Yasin: 77)

Faedah dari Ayat

1.Manusia itu diciptakan dari keadaan lemah, hanya dari mani yang hina.
2.Realitanya manusia dari suatu yang lemah, namun akhirnya sombong, angkuh, jadi penantang yang nyata.
3.Harusnya manusia kalau melihat dari asal penciptaannya tidak menjadi orang sombong dan zalim.
4.Berdebat untuk membela kebatilan itu tercela. Namun berdebat untuk membela kebenaran itu terpuji sebagaimana dalam ayat lainnya, “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)

Allah Ta’ala berfirman,

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآَهُ اسْتَغْنَى (7) إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى (8)

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah kembali(mu).” (QS. Al ‘Alaq: 6-8).

Sikap sombong manusia adalah ia merasa dirinya-lah sebab segala-galanya, bukan dari Allah.
Namun orang mukmin berbeda dengan kondisi tadi.
Orang mukmin selalu butuh pada Allah.
Ia tidak pernah lepas dari kebutuhan pada-Nya walau sekejap mata.
Ia benar-benar setiap waktu terus butuh pada Allah.

 UJUB & SOMBONG DAPAT MENGHAPUSKAN AMALAN

 Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta'ala :

والكبر والحسد هما داءان أهلكا الأولين والآخرين ، وهما أعظم الذنوب التي بها عصي الله أولا ، فإن إبليس استكبر وحسد آدم

"Sombong dan hasad merupakan dua penyakit yang telah membinasakan orang-orang terdahulu dan generasi akhir." Kedua penyakit ini merupakan dosa terbesar yang dengannya Allah ta'ala pertama kali dimaksiati. Karena dahulu Iblis bersikap sombong dan menyimpan hasad terhadap Adam 'alaihis salam.

Jami ar-Rasail 1/233

Imam Nawawi rahimahullah berkata: "Ketahuilah, bahwasanya keikhlasan seringkali terserang oleh penyakit ujub.
Barangsiapa yang ujub dengan amalnya, maka amalnya terhapus.
Begitu pula orang yang menyombongkan diri dengan amalnya, maka amalnya pun menjadi terhapus." [Lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 584]

Ujub, menurut bahasa berarti kekaguman, kesombongan atau kebanggaan.
Yaitu seseorang bangga dengan diri atau pendapatnya.
Orang yang berlaku ujub ialah orang yang tertipu dengan dirinya, ibadahnya serta ketaatannya.


Maka dari itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, bahwa seringkali orang menghubungkan antara riya dan ujub. Padahal riya merupakan perbuatan syirik kepada Allah karena makhluk.
Sedangkan ujub adalah syirik kepada Allah karena nafsu. [Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, 10/227

Sumber bacaan : https://rumaysho.com/16170-faedah-surat-yasin-manusia-hanya-dari-mani-namun-sombong.html

 https://rumaysho.com/1429-sombong-dan-hasad-penyakit-membinasakan.html

Post a Comment

0 Comments